Sabtu, 24 April 2021

Rasulullah

 Bissmillahirohmanirohim

Assalamu'alaikum Waromatullahi Wabarakaatuh Allhmdulillah Ya Allah Ya Robby Ya Rohman Ya Rohim Ya Karim.....😘😚😍🤗


Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.

Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.


Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW.


Beliau duduk dengan  lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah di deritanya.


Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat-sahabat ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak di sembah?"


Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah."


Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."


Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.


Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.


Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."


Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah".


Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.


Tiba-tiba bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sebelom masuk Islam, dia berkata:


"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".


Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".


Maka Ukasyah pun mulai bercerita:

"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di

belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".


Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."


Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."


Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.


Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..


Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.


Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"


Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah"


Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:

"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".


Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".


Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.


Tiba-tiba Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil

berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".


Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".


Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:


"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku.


Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".


Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba-tiba berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.


Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".


Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah" .


Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.


Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman."


Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu-cucu kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".


Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:


"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."


Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:


"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"


Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.

Tanpa ber-lama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.


Kemudian Rasulullah SAW berkata:

"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih-lebihan. Nanti Allah akan murka padamu."


Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh-jauh, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi-jadinya,


Ukasyah berkata:

"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku

melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu.


Seumur hidupku aku ber-cita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.


Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah...


Rasulullah SAW dengan senyum berkata:

"Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..


Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat

bergantian memeluk Rasulullah SAW.


Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT.


Allahumma sholli 'alaa Muhammad.

Allahumma sholli 'alayhi wassalam ...

Semoga Allah Swt. Selalu meridhoi kita semua, Aamiin...


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

ALLAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD, WA 'ALA AALI MUHAMMAD,


كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم


KAMAA SHALLAITA 'ALA IBRAHIM, WA 'ALA AALI IBRAHIM,


وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد


WABAARIK 'ALA MUHAMMAD, WA 'ALA AALI MUHAMMAD


كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد


KAMAA BAARAKTA 'ALA IBRAHIM, WA 'ALA AALI IBRAHIM, FIL 'ALAMIN INNAKA HAMIDUM MAJID


YA~ALLAAH يا الله

YA~RAHMAAN يا رحمن

YA~RAHIIM يا رحيم

YA~MALIK يا ملك

YA~QUDDUUS يا قدوس


YA~'AZIIZ يا عزيز

YA~'ALIIM يا عليم

YA~JABBAAR يا جبار

YA~GHANIYY يا غني

YA~LATHIIF يا لطيف


YA~KHABIIR يا خبير

YA~AWWAAL يا أول

YA~AAKHIR يا آخر

YA~BASHIIR يا بصير

YA~SHABUUR يا صبور


YA~SHAMAD يا صمد

YA~MUJIIBU يا مجيب

YA~WAAJIDU يا واجد

YA~RA'UUF يا رؤوف

YA~QAADIR يا قادر


YA~WAAHID يا واحد

YA~HALIIM يا حليم

YA~HAYYU يا حي

YA~QAYYUUM يا قيوم

YA~SALAAM يا سلام


YA~JABBAAR يا جبار

YA~MUTAKABBIR يا متكبر

YA~KHAALIQ يا خالق

YA~BAARI يا بارئ

YA~RAZZAAQ يا رزاق

Jumat, 23 April 2021

Wisata Pariaman

 PESONA ALAM MINANGKABAU


PESONA ALAM PADANG PARIAMAN


 Sumatra Barat terkenal dengan adat dan budayanya yang sangat unik dan menarik,begitu juga keindahan alam wisatanya yang tidak kalah indah dibandingkan wisata2 yang ada di Indonesia bahkan didunia.


Salah satunya adalah kota Pariaman yang sangat terkenal adatnya yg berbeda dg yg lainnya,seperti adat dan tradisi pernikahan  yg sangat menarik,kulinernya yang beragam dan pantainya yang sangat indah dan satu sama lain berbeda keindahan pantainya.


Banyak wisata alam dengan sejuta pesona yang sangat mengagumkan di kota ini. Beberapa tempat wisata masih jarang diketahui oleh orang-orang sehingga pesona yang dihadirkan kadang masih tersembunyi.


Apabila sanak dan keluarga sedang merencanakan liburan  jangan ragu untuk mengunjungi Pariaman, karena akan ada banyak sekali pilihan destinasi wisata menarik yang akan membuat pengalaman liburan sanak menjadi tak terlupakan.


Untuk mempermudah sanak dalam memilih destinasi wisata mana yang hendak di kunjungi di Pariaman, berikut ini terdapat 20 rekomendasi menarik yg bisa sanak kunjungi bersama keluarga.


 1.Pantai Kata


Keistimewaan dari pantai ini adalah adanya banyak pohon pinus yang bertebaran mengelilingi area pantai. Ada juga hamparan pasir putih yang dimanfaatkan pengunjung untuk sarana bermain.


Selain keindahan di sekitar pantai yang menawan,sanak juga akan terkagum-kagum dengan keberadaan biota bawah lautnya. Bahkan, para pengunjung bisa mencoba pengalaman diving dan snorkeling yang sangat menakjubkan.


 2.Taman Orang Pariaman


Taman Orang Pariaman adalah destinasi wisata yang dibuat baru-baru ini. Lokasinya berada di kawasan Pantai Gandoria. Taman ini adalah hasil kreaktifitas pemuda-pemudi setempat dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang tak terpakai. Barang-barang tersebut menjadi properti cantik yang memperindah pantai.


Apabila sanak mencari spot foto dengan unik dan menarik di Pariaman, maka taman ini jawabannya. Selain dihiasi dengan berbagai properti cantik, suasananya juga sejuk sekali karena berdekatan dengan pantai. Selain itu, fasilitas seperti toilet dan makanan ringan juga tersedia dengan harga cukup terjangkau. 


3.Pulau Kasiak


Meskipun termasuk pulau yang kecil diantara lainnya, pemandangan  yang dihadirkan oleh Pulau Kasiak tidak bisa dianggap biasa. Hamparan lautnya yang biru dengan ombak yang tidak terlalu besar menjadikan para pengunjung berani mendekat ke sekitar pantai.


Keindahan Pulau Kasiak semakin terasa lengkap dengan adanya mercusuar setinggi 40 meter. Mercusuar tersebut menjadi daya tarik tersendiri yang sebagian besar dimanfaatkan sebagai spot foto oleh para pengunjung.


Tempat ini berada di Kampung Perak, Kec. Pariaman Tengah, Kab. Padang Pariaman.


4. Air Terjun Batu Basurek


Selain terkenal akan pesisirnya, Pariaman juga terkenal akan destinasi wisata lain. Salah satunya adalah Air Terjun Batu Basurek yang terletak di Kecamatan Sungai Geringging. Sanak  akan menikmati pemandangan alam yang eksotik dalam perjalanan menuju ke sana. Selain itu, sanak juga bisa menyaksikan pemandangan Pantai Pariaman secara langsung dari sini.


Di Air Terjun Batu Basurek, akan terlihat keindahan air terjun itu yang memukau. Dengan dikelilingi hutan lebat di atasnya, air mengalir deras ke bawah dan terus mengalir ke sungai bebatuan menambah nuansa eksotisnya. Disini juga terdapat beberapa  warung dengan harga terjangkau sehingga tidak perlu khawatir.


Tempat ini berada diwilayah Kuranji Hulu, Kec. Sungai Geringging, Kab. Padang Pariaman.


5. Muara Manggung


Bagi sanak yang hobi fotografi, mengunjungi Muara Manggung adalah salah satu pilihan yang tepat. Ada banyak spot foto menarik yang memang sudah dikonsep oleh pihak petugas wisata.


Berbeda dengan rawa-rawa lainnya yang biasanya kotor, Muara Manggung terlihat sangat bersih dan nyaman. Anda bahkan bisa menyusuri daerah Rawa menggunakan perahu layar yang disewakan.


Tempat ini berada diwilayah Manggung, Kec. Pariaman Utara, Kota Pariaman.


6. Taman Hutan Mangrove Pariaman


Pariaman terkenal akan lokasinya yang terletak di pesisir. Sehingga destinasi wisatanya tak jauh dari laut. Salah satunya adalah Taman Hutan Mangrove Pariaman. Lokasinya berada di Kecamatan Pariaman Utara. Dengan luas sekitar delapan hektar, kawasan hutan ini tentu akan menarik dikunjungi karena sudah diperbaiki dan dijadikan taman.


Taman Hutan Mangrove Pariaman akan menarik bagi sanak yang ingin mempelajari tumbuhan Mangrove sekaligus menikmati suasananya. Terdapat juga jembatan unik sepanjang 60 meter bagi yang ingin melakukan swafoto sekaligus menjadi spot foto yang unik. Jadi sanak tidak perlu ragu untuk segera datang ke sini.

Tempat ini berada diwilayah Apar, Kec. Pariaman Utara, Kota Pariaman.


7. Pulau Ujung


Di daerah Pariaman memang sebagian besar destinasi wisatanya merupakan daerah perairan. Pulau Ujung memiliki salah satu kelebihan dari segi airnya, yakni berwarna biru pekat dan sangat jernih.


Dikelilingi oleh pasir putih dengan beberapa vegetasi pepohonan, membuat pemandangan pulau ini terlihat semakin asri. Pihak pengelola wisata juga sudah menyediakan persewaan alat-alat snorkeling bagi pengunjung yang ingin menyaksikan kekayaan biota laut di dalamnya.


8.Pantai Talao Indah


Jika sanak ingin menikmati matahari terbenam yang cantik sekaligus suasana pantai yang tenang, maka Pantai Talao Indah adalah tempat yang cocok. Adanya jalur bagi pejalan kaki, dua jembatan penghubung yang panjang, dan pagar pembatas menjadikan pantai ini aman untuk dikunjungi. Selain itu, pantai ini juga cocok untuk spot foto yang unik dan menarik.


Pantai Talao Indah memiliki keindahan alami berupa suasana sejuk dan pepohonan yang rimbun. Terdapat juga gazebo bagi sanak yang ingin melepas lelah. Sanak juga tidak perlu khawatir mengenai fasilitas di pantai ini karena sudah tersedia lengkap. Dari kuliner dengan harga terjangkau hingga tempat ibadah akan membuat sanak betah berlama-lama di sini.


Tempat ini berada di Jl. Pasir Pauh, Pauh Barat, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman.


9. Pantai Gandoriah


Mengunjungi Pariaman tanpa mampir ke pantai Gandoriah adalah salah satu hal yang sangat disayangkan. Terlebih lagi jika Anda sampai melewatkan pemandangan alam yang sangat mempesona satu ini.


Banyak aktivitas seru dan menarik yang bisa sanak nikmati di pantai ini. Mulai dari bermain pasir, menikmati gulungan ombak, snorkeling, bahkan sampai diving semuanya bisa diwujudkan jika sanak mengunjungi Pantai Gandoriah.


Tempat ini berada di Jl. Nasri Nasar Komplek Wisata Gandoriah, Pasir, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman.


10. Pulau Tangah


Pulau Tangah merupakan salah satu pulau yang terdapat di Pariaman, Memiliki keindahan alami yang memukau. Pantai ini memiliki luas sekitar 6,5 hektar dengan pasir putih yang mengelilinginya. Di tengahnya terdapat berbagai jenis tanaman seperti waru, melinjo, pinang, dan sebagainya. Terdapat juga satwa berupa burung elang dan hewan-hewan laut.


Pada saat ini, Pulau Tangah dalam tahap pengembangan. Sedang dibangun gazebo, jalan setapak, dan juga dermaga. Pulau ini akan dibuka untuk umum secepat mungkin. Menarik untuk ditunggu bagaimana pulau ini dibuka nanti sebagai destinasi wisata.


Tempat ini berada diLohong, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman.


11. Pantai Cermin


Pantai Cermin menjadi salah satu objek wisata yang difavoritkan oleh para pengunjung. Pemandangan alam yang dihadirkan benar-benar sangat mempesona. Sanak bisa menikmati jernihnya air dengan paduan ombak yang sangat indah.

Para pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai fasilitas menarik yang ada di pantai ini. Terdapat wahana wisata lainnya seperti jetsky, olah raga air, banana boat, fishing boat, dan masih banyak lagi.

Tempat ini berada di Karan Aur, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman.


12. Taman Bendungan Anai.


Taman Bendungan Anai merupakan salah satu tempat wisata yang sudah ada sejak era 80-an. Hanya saja belum dikenal masyarakat secara luas. Padahal tempat ini sangat indah, aliran air yang deras dengan dikelilingi bukit-bukit hijau dengan suasana yang sejuk membuat betah berlama-lama di sini.


Di dalam Taman Bendungan Anai ada tempat untuk berenang sehingga cocok untuk menyegarkan badan. Airnya juga bisa digunakan untuk berwudhu bagi yang beragama islam karena bersih. Untuk saat ini tidak dikenakan biaya masuk alias gratis. Jadi, sanak harus segera ke sini untuk membuktikan keindahannya.

Tempat ini berada di Lubuk Alung, Kec. Padang Pariaman, Kab. Padang Pariaman.


13. Pulau Angso Duo


Akses untuk menuju pulau ini memang cukup melelahkan, sehingga pihak pengelola wisata menyediakan perahu untuk disewakan. Lalu, sesampainya di lokasi wisata, sanak bisa menikmati keindahan Pulau Angso Duo yang dipenuhi terumbu karang.


Selain menikmati keindahan alam,sanak  juga berkesempatan mencoba berbagai wahana menarik seperti sportwater, jetsky, dan masih banyak lagi. Pada sore hari para pengunjung banyak yang memanfaatkan waktunya menunggu senja sambil mengambil foto.

Tempat ini berada di Pasir, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman.


14. Pantai Belibis


Pantai Belibis adalah salah satu pantai unik yang ada di Pariaman. Keunikannya karena pantai ini terbuat dari bekas abrasi. Walaupun begitu, pantai ini sanggup menarik warga sekitar ke sana untuk menikmati keindahannya.


Disini juga akan ada lapangan futsal, lapangan voli pantai, spot foto, dan sebagainya. Diharapkan fasilitas tersebut akan semakin menambah daya tariknya.

Tempat ini berada di Balai Naras, Kec. Pariaman Utara, Kota Pariaman.


15. Pantai Tiram


Meskipun terbilang baru dikelola, Pantai Tiram sudah banyak menarik perhatian para pengunjung. Keindahan alam yang dimiliki oleh pantai ini sangat menarik karena terdapat satu jembatan gantung yang dimanfaatkan sebagai spot foto.


Keberadaan jembatan tersebut sangat disukai oleh para pengunjung. Beberapa dari mereka bahkan rela hanya berdiam diri menunggu datangnya senja lalu mengabadikan momen lewat foto.

Tempat ini berada di Tiram, Tapakis, Kec. Ulakan Tapakis, Kab. Padang Pariaman.


16. Panorama Puncak Kiambang


Jika sanak ingin menikmati kemegahan Kota Pariaman secara luas? Anda bisa datang ke Puncak Kiambang. Dari sini anda bisa menikmati panorama Kota Pariaman dari sawah, hutan, gunung, hingga perairannya yang memukau.


Untuk menuju ke Puncak Kiambang sanak bisa menyewa jasa kapal motor dari muara Pantai Gendoriah. Anda akan menikmati perjalanan yang seru dan menyenangkan dengan diiringi pemandangan yang indah.

Tempat ini berada di Jl. Raya Padang–Bukittinggi, Lubuk Pandan, Kec. Enam Lingkung, Kab. Padang Pariaman.


17. Air Terjun Nyarai


Air Terjun Ngarai memiliki ketinggian sekitar 8 meter dengan debit air yang tidak terlalu deras.Sanak bisa menikmati aliran air di bawahnya tanpa perlu takut terbawa arus.


Kelebihan yang ditawarkan oleh air terjun ini tak hanya sebatas pada keindahan alamnya saja, tetapi juga memberikan fasilitas berburu menggunakan pistol tombak bagi para pengunjung. Terdapat cukup banyak populasi ikan segar di bawah aliran air terjun yang boleh dipancing.

Tempat ini ada di Lubuk Alung, Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman.


18. Tapian Puti


Apabila sanak butuh tempat yang menenangkan, maka Tapian Puti adalah solusinya. Pemandian air hangat ini menjadi salah satu pilihan para wisatawan ketika sedang tidak bersemangat.


Terdiri dari 7 kolam kecil, Anda bisa memilih kolam dengan tingkat panas yang berbeda-beda. Terdapat kerikil-kerikil kecil yang akan membuat tubuh sanak  semakin rileks.

Tempat ini ada di Lubuk Alung, Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman.


19. Air Terjun Baburai


Wisata air terjun selanjutnya yang ada di Pariaman adalah Baburai. Air terjun ini dikelilingi oleh pepohonan rindang yang menjadikan airnya tampak berwarna kehijauan.


Selain itu, ketika senja tiba, sanak bisa menikmati keindahan matahari terbenam dengan semburat kemerahan yang indah. Terkadang beberapa pengunjung juga ada yang mendirikan tenda demi menikmati keindahan Baburai yang lebih lama.


Tempat ini berada di Sikucur, Kec. V Koto Kampung Dalam, Kab. Padang Pariaman.


20.Pemandian Tirta Alami Malibo


Selain Tapian Puti, Pariaman juga memiliki pemandian Tirta Alami Malibo. Meskipun jumlah kolamnya tidak terlalu banyak, pemandangan alam yang dihadirkan dapat membius siapapun yang melihatnya.


Sanak bisa menikmati hangatnya air panas sambil menyaksikan pemandangan alam dengan iringan semilir angin. Jika sudah selesai, ada pilihan kuliner menarik yang bisa dicoba cita rasanya.

Tempat ini berada di Guguak, Kec. 2 X 11 Kayu Tanam, Kab. Padang Pariaman


21. Pantai Ketaping


Hal yang istimewa dari pantai Ketaping adalah suasananya yang sangat tenang. Bahkan, sanak akan sangat jarang melihat gulungan ombak besar pada pantai ini.


Meskipun cukup landai, ada banyak pepohonan rindang yang membuat pemandangan menjadi lebih sejuk. Memang, pihak petugas membiarkan pemberdayaan pepohonan tumbuh di setiap bibir pantai.

Tempat ini berada di Katapiang, Kec. Batang Anai, Kab. Padang Pariaman.


22. Rumah Tabuik Pasa


Jika sanak menyukai konsep liburan jalan-jalan, maka mengunjungi rumah Tabuik Pasa adalah solusi yang tepat. Di sana sanak bisa menyaksikan beberapa gaya rumah yang umum terdapat di Pariaman.


Tak hanya itu, ada juga sekumpulan taman cantik yang sengaja dijadikan sebagai spot foot. Bagi sanak yang memiliki ketertarikan pada dunia fotografi maka mengunjungi rumah ini adalah hal yang tepat.

Tempat ini berada di Cimparuh, Kec. Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat.


Setiap tempat-tempat tersebut memiliki pesona keindahan yang berbeda-beda.Akan tetapi,dijamin sanak tidak akan menyesal mengunjungi tempat2 tsb.


Berbeda dengan tempat wisata lainnya yg ada di Sumbar,yang mempunyai jarak tempuh berjam2 untuk tiba dilokasi,tapi kelebihan tempat ini tidak berada jauh dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM),hanya butuh -/+ satu jam dari Bandara.


Ayo dunsanak kasadonyo nan ado dirantau,kalau pulang kekampung jangan lupa singgah dikota Pariaman,dengan membawa serta sanak saudara.

Kalau bukan kita yang memperkenalkan ke dunia luar siapa lagi? Kalau tidak dari kini,bilo lai?


Sumber Alib

ditulis kembali oleh : Hj.Herlina Hasan Basri


Aku Bangga Menjadi Anak Minangkabau"

Kamis, 22 April 2021

Minang Kabau

 MENGENAL ADAT DAN BUDAYA MINANGKABAU


MAKNA ALAM TAKAMBANG JADI GURU


Oleh Herlina Hasan Basri


Adaik Basandi Syara',Syara' Basandi Kitabullah,Syara' Mangato Adaik Mamakai,Alam Takambang Jadi Guru...itulah falsafah urang Minangkabau yang sangat istimewa.Selama ini banyak pembahasan mengenai ABS SBK,SM AM,namun sangat jarang orang memaparkan makna dari Alam Takambang Jadi Guru,padahal ini sangat erat kaitannya dengan ABS SBK,SM AM,bahkan selalu berhubungan.


Alam takambang jadi guru merupakan pepatah yang berasal dari Minangkabau. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ” alam terkembang dijadikan guru “. ... Pepatah ini bermakna supaya kita bisa belajar dari fenomena alam dan mengambil makna dari fenomena alam tersebut.


Disinilah keistimewaan urang minangkabau,dengan mempelajari itu semua sejak nenek moyang mereka,jauh sebelum Islam masuk kenegri tercinta ini mereka belajar dari keadaan alam semesta yg telah Allah ciptakan untuk seluruh makhluk dijagad raya ini,dan sebagai khalifah dibumi Allah,sehingga ketika Islam masuk kenegri Minangkabau nenek moyang kita dengan mudah menerimanya sebagai satu2nya agama yg dianut oleh urang Minangkabau.


Minangkabau bukan hanya sebagai tempat hidup dan mati, bukan hanya tempat hidup dan berkembang, tetapi minangkabau juga memiliki makna filosofis. Seperti yang ada dalam ungkapan pepatah minangkabau “alam takambang jadi guru”.Alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk, sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pedoman, ajaran, dan guru. 


Orang Minang atau umat manusia pada umumnya harus bisa belajar dari segala kejadian dan fenomena yang ada di alam. Umat manusia haruslah dinamis dan bisa menyesuaikan serta mengembangkan dirinya di mana pun ia berada, baik di tanah asal atau pun di tanah rantau. Umat manusia dituntut untuk bisa selaras dengan alam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. (Peribahasa ini merupakan induk dari ribuan peribahasa Minang lainnya)


Adat Minangkabau yang dinamis, menempatkan raso (hati, kearifan, intuitif) dan pareso (akal, rasio, logika), sebagai hasil dari falsafah, “alam takambang jadi guru.”Artinya, adat Minangkabau mengandung unsur adat dan ilmu.


Belajar kepada alam berarti mengambil pelajaran dari perjalanan hidup. Dalam pengertian hukum, adat adalah pedoman atau patokan dalam bertingkah laku, bersikap, berbicara, bergaul, dan berpakaian..

Adat atau norma telah berjalan lama sekali dan turun temurun disebut tradisi, adalah tata cara memelihara hubungan baik antar sesama.


Alam sebagai ajaran dan pandangan hidup kata-kata yang menjadi pedoman hidup bagi manusia dalam berbaut, bertindak, dan berprilaku. Dalam minangkabau pun begitu, mereka membuat segala bentuk pepatah-petitih dan mamangan berdasarkan kehidupan yang ada di alam semesta ini. Hal tersebut lalu dijadikan sebagai aturan, hukum, dan ketentuan adat. Mereka menerapkan semua itu dalam kehidupan sehari-hari.   Hal itulah yang dinamakan ajaran minangkabau.

Dalam kata pusaka minangkabau telah diungkapkan, bahwa.


Panakiak pisau sirauik,

Ambiak galah batan lintabuang,

Silodang ambiak ka nyiru

Satitiak jadikan lawik

Sakapa jadikan gunuang

Alam takambang jadi guru

Pada dasarnya, alam memiliki dua sifat yang paling mendasar. Pertama, bersifat tetap, artinya alam tidak pernah berubah sejak dulu sampai kini. Semua hal yang tidak berubah itu dijadikan masyarakat minangkabau sebagai dasar atau landasan hukum dan rumusan adat. Landasan itu disebut “adat babuhua mati”. Kedua, bersifat tidak tetap artinya alam dapat berubah-berubah sesuai dengan kodratnya. Semua itu disebabkan oleh keadaan, situasi dan cuaca. Sifat ini juga dijadikan oleh orang minangkabau sebagai rumusan membuat adat, yang disebut dengan “adat babuhua sintak”.


Kedua hal ini dijadikan sebagai falsafah “alam takambang jadi guru”.


Alam merupakan tempat hidup dan sumber kehidupan manusia. Maka dari itu manusia haruslah memanfaatkan alam dengan seoptimal mungkin. Semua yang terdapat di Alam ini, memiliki kegunaannya masing-masing serta memiliki makna penciptaannya.  


Nan lunak ditanam baniah

Nan kareh dibuek ladang

Nan bancah palapeh itiak

Ganangan ka tabek ikan

Bukik batu ka tambang ameh

Padang laweh bakeh taranak


Ka rimbo babungo kayu

Ka sungai babungo pasia

Ka lawik babungo karang

Ka sawah babungo padi

Ka tambang babungo ameh


Informasi apa yang didapatkan dari kata pusaka tersebut?. Ternyata orang minangkabau terdahulu tidak hanya mengenal dunia agraris  saja, tetapi juga telah mengenal pertambangan.  Alam mereka jadikan sebagai landasan untuk merumuskan dan menyusun ajaran adat.  Kemudian mereka menjadikan alam sebagai sumber hidup dan kehidupan mereka. Apapun yang diberikan alam, mereka jadikan sebagai sumber kesejahteraan sumber daya alam. Memanfaat pemberian alam untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.


Selama ini kita ketahui Falsafah hidup urani mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”


Dengan mempelajari gerak gerik alam semesta kita dapat belajar didalamnya dan akan semakin tau bagaimana besarnya kekuasaan Ilahi.Demikianlah arti alam bagi orang minangkabau.


Diambil dari berbagai sumber.


"Aku Bangga Menjadi Anak Minangkabau"

Rabu, 21 April 2021

Sejarah

 SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE MINANGKABAU


manuruik kaba dari para ahli sejarah bahwa Islam baru masuak ka Ranah Minang pado abad ka 7 Masehi.


Islam masuak dari siak (Riau), disinan bahimpunnyo sudagar-sudagar arab nan baniago jo Minangkabau, satiok urang nan datang dari siak alah masuak islam, sampai kini alim ulama dipanggia kan urang "siak". kedatangan islam merubah wajah minangkabau, sagalo ajaran yang manyimpang dari tauhid dirombak total, nan sasuai jo akidah tetap dipakai,

Nah, adat nan alah disempurnakan islam itulah nan dinamokan "ADAT BASANDI SYARA', SYARA' BASANDI KITABBULLAH, SYARA' MANGATO ADAT MAMAKAI".


apo sebab ideilogi lain nan singgah di minangkabau sadonyo ditulak kecuali islam ?


apo sebab adat mudah dan capek tunduak ka agamo Islam ?


jawabannyo, sebab hanyo Islam lah satu-satunyo ajaran nan punyo persamaan Pandang dengan falsafah adat budaya Minang.

setidak-tidaknyo ado 4 faktor nan manyamokan persepsi pandangan hidup sahinggo islam ditarimo di Minangkabau.


4 faktor itu adolah :


1 . Visi nan samo antaro Adat dan Agamo dalam menilai hakikat azasi Manusia, dimano keluhuran budi (Akhlak) menjadi takaran jo ukuran.

dalam pandangan urang minang martabat Manusia itu di ukur dari tinggi atau randahnyo budi seseorang, "Nan kuriak kendi nan merah sago,nan bayiak budi nan indah baso".

dan sebagaimana sabda Rasulullah Saw

"Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlak"

( Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak Manusia ).


2. Persamaan pandang tentang peranan Akal dalam kehidupan untuak memilih antaro elok dan buruak, Adat Minangkabau mendidik urang Minang dengan mampagunokan Akal pikiran,

" Kunyah-kunyah sabalum dilulua, gamak-gamak sabalum dipacik "

artinyo : (barang sesuatu eloklah dipikia masak-masak sebelum mahangguak atau manggeleang).

adat manyuruah mampagunokan Akal dan islam adolah agamo urang Berakal,

sebagaimana sabda Rosulullah dalam sebuah hadist, " Agama (islam) itu untuk orang berakal, tidaklah agama bagi orang yang tidak berakal ".


3. Masyarakat Minangkabau tidak pernah mengklasifikasikan Manusia, tidak dikenal kasta-kasta nan membedakan hina atau mulia,

" duduak samo randah, tagak samo tinggi ".

Rasulullah mangatokan " laisa li'arabiyin fadlun 'ala 'ajamiyin illa bittaqwa"

(tidak ada kelebihan bangsa arab dengan bangsa lain kecuali taqwa nya).

sadonyo Manusia samo nan membedakan hanyolah Taqwa nyo, indak ado penganut kelas dua, tidak pernah ado golongan elit dan istimewa dalam islam, kasadonyo samo.


4. faktor terakhir yaitu raso Malu.

adonyo hati nurani nan paliang jujur di satiok pribadi manusia, adopun sosok Manusia itu terdiri dari duo unsur, yaitu unsur lahir dan unsur bathin (tubuah kasa jo jiwa nan tersembunyi), kalau tubuah indak bajiwa namonyo bangkai, sedangkan jiwa indak batubuah dikatokan Roh atau arwah, anggota badan bergerak dek perintah otak nan lataknyo di kapalo dan otak dikendalikan oleh kemauan nan dikatokan nafsu, kemudian Naluri manusia digerakan oleh hati nan letaknyo di dado dan hati dikendalikan oleh sesuatu nan paliang dalam namonyo "Qalbu".

urang mangatokanyo hati nurani dan alam fikiran urang minang manyabuiknyo "Raso",

pado hakikatnyo apo nan dimukasuik dengan raso itu sifatnyo sangat jujur, murni dan barasiah.

nan dikato bisikan raso diterjemahkan fikiran kemudiam disalurka ke batang tubuh mako eloklah parangai urang,

" alaa inna fil jasadi mudghah, idzaa shaluhat shaluha jasadu kulluhu waidzaa fasadat fasada jasadu kulluhu, alaa wahiyal qalbu"

( didalam tubuh manusia itu ada segumpal darah, apabila darah itu baik maka baiklah manusia dan apabila darah itu rusak maka rusaklah manusia itulah dia hati ).

 nah, zat raso itulah nan musti dibangkikan di diri satiok insan, dipupuak dilatih dan dipaharek sahinggo kekuasaanyo labiah dominan dalam batin, itulah nan kamanjadi sumber inspirasi terbentuknyo aturan dan kumpulan aturan itulah nan dinamokan Adat,

jadi adat itu adolah satu talago nan hulu aia nyo dari raso kemudian mailia manjadi laku perbuatan urang minang, indak ado adat bagi urang nan tidak punyo raso, indak berperasaan caro kasa nyo.

raso nan di dado manjalang fikiran dikapalo untuak diolah itulah nan dikatokan "raso dibaok naiak" sebaliknyo fikiran terjun ke dado untuak dipareso oleh hati itulah nan disabuik "pareso dibaok turun".

jikok indak ado raso pareso , budi kasa parangai jaek tangguanglah malu dinagari.

jikok niat buruak karajo salah, nilainyo doso murka Allah dan narako tantanganyo.

seseorang itu punyo harga diri dan inyo musti malu ka dirinyo mambuek doso, 

" al haya'u minal iman "

(malu itu satu bagian dari iman )

hadist riwayat bukhori muslim.


syara' dilangga banarako adat dilipua malu datang,


si muncak mati tarambau

kaparak mambaok ladiang

luko paho kaduonyo

adat jo syara' di munangkabau

sarupo aua dengan tabiang

sanda basanda kaduonyo.


itulah antaro lain 4 faktor nan mempertemukan adat jo Islam, walaupun banyak agamo dan ideologi lain nan datang ke minangkabau sebelum dan sesudah Islam tetapi tidak ditemukan tali penghubung seperti yang telah disebutkan, malah setelah proses pembaruan akhirnyo hukum-hukum syara' diletakan diposisi nan paliang terhormat sebagai rujukan hukum adat,

itulahnyo pengakuan nan mangatokan "Syara' mangato adat mamakai" kemudian dituangkan dalam deklarasi alim ulama dan niniak mamak di awal abad ke 18 nan terkenal dengan piagam bukik Marapalam yaitu "Adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah" semenjak saat itu praktislah keberadaan adat bernaung dibawah Islam atau dapek disimpulkan bahwa Roh Islam mutlak menguasai satiok nafas baradat balimbago, sahinggo kalau seandainyo Minangkabau sebuah Negara mako negaranyo adolah Negara Islam, dan itu Pasti !!

Kato sampai

 Serial.  : PASAN MAMAK ...!!!


- KATO SAMPAI -

Lah panjang gurindam batulih, nan tatuju untuak kamanakan, jikok disimak jo titih, sarek carito pangalaman.

Pangalaman adolah guru, baitu rang bijak mangatokan, dek sabab karano itu, mamak cubo manyampaikan.


Malabihi kok maancak ancak, mangurangi tantu kasio sio, mudah mudahan kamanakan bijak, manyikapi tutua mamak nangko.

Lah panjang carito mamak sabuik, baa parangai anak gadih, nan ka jadi tuntunan hiduik, jan isuak babuah tangih.


Masih ado nan ta icia, nan patuik pulo dikampuangkan, baa pulo caro bapikia, adat awak lah ma ajakan.

Jalan salangkah madok suruik, kato sapatah dipikiakan, jan asa sumbarang sabuik, ingek i ka manyeso badan.


Bakato paliharo lidah, bajalan paliharo kaki, dek ulah kato sapatah, banyak dandam di bao mati.

Pikiakan nan ka disabuik, jan sabuikkan nan tapikia, sampaikan jo lamah lambuik, urang mandanga indak tagisia.


Bakato dulu baru mangecek, itulah kunci pergaulan, tau di kato nan ampek, gurindam adat lah manjalehkan.


Partamo kato mandaki, baa mangecek jo urang tuo, tamasuak mangecek jo laki, indak mangicuah jo baduto.

Indak panyolang jo pambantah, urang tuo paibo hati, lunakkan gigi pado lidah, itu tando anak babudi.


Buliah sajo malawan guru, asa lai jo dalianyo, tapi bukan ma adu tinju, atau somboang manapuak dado.

Malawan mamak jo pituah, tapi di ateh kabanaran, bukan ilah bantah mambantah, durako kamanakan rang imbaukan.


Kaduo kato mandata, mangecek jo kawan samo gadang, sambia bagarah di palanta, kato bana kasampai surang.

Bara bana bakaruak arang, walau ka sampai basirah muko, hati gadang barabu kambang, nan dandam jarang tasuo.


Katigo kato malereang, mangecek jo ipa dengan besan, panuah ereang jo gendeang, sarek bahaso jo kiasan.

Indak mangecek tembak tupai, tapi carito ba sisampiang, niat lalu mukasuik sampai, hati mandanga indak sumbiang.


Ka ampek kato manurun, kato nan panuah kasiah sayang, disampaikan jo caro santun, indak mahariak mambulalang.

Kok manyuruah ma lunak lunak, mintak toloang jo lamah lambuik, jarang suruah ka nyo tulak, jauah dakek pastinyo turuik.


Lah ampek ragam batutua kato, nan patuik ditiru di amalkan, mamak tambahkan  duo kato, anam jadinyo dipakaikan.

Kato partamo batapati, kato kudian kato bacari, jikok disilau makna jo arti, mulia i  ikara tapek i janji.


Kok nyampang ado halangan, janji ndak mungkin tapanuahi, sampaikan baliak taruih tarang, janji baru buek kumbali.

Bukannyo taniang basianok, bantusk urang indak basalah, urang manunggu lah sasak angok, awak santai basilengah.

Panduto itu namonyo, isuak urang ndak picayo lai, itu yang harus dijago, jan sampai kadapek an budi.


Nak luruih rantangkan tali. Nak mulia  tapek i janji, nak gadang tinggikan budi, nak haluih baso jo basi.


Oooi gadih kamanakan kanduang, panjawek warih pusako lamo, tutua mamak sadang tangguang, katukuaknyo saketek sajo.

Kato nan ampek lah batarimo, lah anam mamak cukuikkan, kaba carito  ampek  pulo, nan indak patuik disampaikan.


Partamu carito kaba buruang, antah buruang apo namonyo, carito nan indak tantu ujuang, dicari pangka indak basuo.

Pado bana, banyak dutonyo, isinyo antah lah antah, sajangka jadi sa eto, banyak carito tukuak jo tambah.

Usah itu disampaikan, hoax kato rang kini, mambuek nagari indak aman, itu banyak tajadi kini.


Kaduo curito kaba angin, carito di bao urang lalu, nan dicaritokan lah tabang cigin, salah jo bana indak nan tau.

Antah tapuang antah sadah, antah lamang nan badarai, nasi ditanak babuangkan, antah asuang antah pitanah, antah urang manyuruah carai, tapi di awak lah ba iyokan.


Ka tigo  kaba curito sabananyo, kaba sahiah urang sabuikkan, tapi isinyo mungkin rahasio, nan indak patuik dikabakan.

Agak-i urang ka dapek malu, tenggang kampuang nan kaburuak, kok dapek kaba sarupo itu, disimpan arek sampai lapuak.

Banyak kaba pakaro kaba, tamasuak kaba carito lamo, ado nan patuik jadi ota, ado tatap jadi rahasio.


Ka ampek  *kaba *nan banyak, *Kaba*  barito dalam Koran, *Kaba* tinju jo *kaba* cakak, sampai jo *kaba… kaba* bunuhan.

"Kaba" tarakhir "kaba" sampaikan, "Kaba" baliak "kaba "nagari, tapi baalah ka ma "ngaba" kan, mamak sadang "kaba" laran kini.


By.Saliguri - Yan Majobasa.

Kato Pasambahan

 KATO PASAMBAHAN

GAYUANG BASAMBUIK

KATO BAJAWAB


CARO MAADOK NINIK MAMAK*


Bang Hendri : Tapi Sungguah pun Dody surang Ambo imbau, sifatnyo Sagolo Silang nan ba pangka karajo nan bajunjuang, sarato urang sumando, baa ruponyo dek ambo, ado niek jo makasuik, kok niek nak manyampaikan kok makasuik nak manyabuik, alah kajadi ambo baco, sekian bana dulu Dody


Dody : Alah Sampai Bang ?


Bang Hendri : Alah Dod.


Dody : Kato Abang Cako Sungguah pun Ambo surang Abang imbau, sifatnyo Sagolo Silang nan ba pangka karajo nan bajunjuang, sarato urang sumando, baa ruponyo dek Abang, ado niek jo makasuik, kok niek nak manyampaikan kok makasuik nak manyabuik, alah kajadi ambo baco, kan baitu kato abang cako? Bana diateh Illahi, gayuang disambuik capek, kato dijawab lakeh, buah perundiangan capek dipulangkan, Baa kini dek karano tasabuik di abang tadi, kami lai baduo, batigo mananti abang sabanta.


Bang Hendri : Dek Ambo Dod, Asakan karandak lai kabuliah, pintak lai kabalaku, insya allah ambo mananti.


Dody : Kok itu rundiangan abang, yo lah basuo bak pipatah abang kok mah, tambah rahim nak urang tiku, singgah basikek dado sulah, karandak buliah, pintak balun tantu, sabab nyawa kito dalam tangan allah. A nan lai dek ambo baru, pikie palito hati, nanang saribu akal, janji ka ganti padang kato – kato dek ambo.


Bang Hendri : Dek ambo, asa buek lai ka ba pakai, janjian lai ka batapek i, lamo jo lambek ambo nanti dod.


Dody : Dek ambo asa ayat dikanduang badan, asa nyawa dikanduang tubuah, janji jo abang ndak kalupo doh.


Bang Hendri : kalau lah baitu bana Di, Insya Allah Ambo mananti.


* PAIYOKAN KA DAKEK KAWAN *

Dody : Amra, Kini ndak ambo ulang bana do, buah kabanaran alek nan kito nan datang, mungkian bisiak alah kadangaran, surak samo kalampauan, aratinyo bana : Alek nan datang, mandatangkan buah parundiangan ka dakek ambo, baa jo kok de ambo, gayuang alun basambuik, kato baru nan bajawab, buah parundiangan alun bapulangkan, Baa kini satantangan gayuang ka manyambuik, kato nan ka manjawab, ambo sarahkan ka Amra.


Amra : Alah Sampai dek abang ?


Dody : Alah.


Amra : Kini baitu Bang, kok itu rundiangan Abang jo badan diri ambo yo lah bana tu mah, sabab lah luruih lapeh banang, nan bungkuak makan siku - siku , sapanjang pasar biaso- e, nan babarih nan ka dipahek, nan balukih makan ukie, nan kato abang, bajabek daun bajumbai aka, jo abang tu tadi, tantu abang yang mamulangkan jo badan diri ambo, takuruang samo didalam, lapeh samo diluar, baa itu dek ambo nyo bang.


Dody : Amra, nan kato ambo mamulangkan buah parundiangan ka bakeh alek nan datang, kok senteang mintak di bilai, kurang mintak di tukuak, kurang takana tolong ditimbua kan, ka baa tu amra ?


Amra : Ka lopo lah Tuanku dek kaji nyo Bang?


Dody : Surek ilang guru lah mati, kaji ndak kama di ulang lai doh.


Amra : Tantu nyo dikambang Kitab tu dulu, Nak kami Simak kan.


Dody : tuh Baa nyo Ambo Pulangkan Amra ?


Amra : Insya Allah.


* DIPULANGKAN KA BANG HENDRI *


Dody : Bang Hendri, Alah Lamo Bang Hendri mananti ?


Bang Hendri : Alun baranjak duduak ka lai doh, baa ka lamo nyeh.


Dody : Kini baitu Bang, Tempo di awa tadi abang mandatangkan buah parundiangan ka bakeh ambo, Baa jo kok dek ambo baru, bana di lalukan, janji di pintak satu rahaik, dek abang alah mananti, jo kok dek ambo alah bapaiyokan. Baa satantang paiyoan ambo nan tun? Kok golek alah sagolek, kok picak alah salayang, alah bulek air ka pambuluah, lah tajun air kapambatang, lah bulek kato jo mupakaik, satantangan gayuang ka manyambuik, kato ka manjawab, ka bakek abang, io lah alah tumpah kabadan diri ambo, ka baa di abang tuh ?


Bang hendri : Dek ambo sumbarang ka pambai, indak baa dod, umpamo dody alah kajadih, pek kini lah dody bana, iyolah alah takayuah bidiak ka ilie, taracak kudo nan pandai, ta raih marawa ka bungkuak - e , Insya Allah Dod.


Dody : Kini Baitu Bang, A bana buah parundiangan Abang ka bapulangkan, Kato abang tadi, Sungguah pun Ambo surang Abang imbau, sifatnyo Sagolo Silang nan ba pangka karajo nan bajunjuang, sarato urang sumando, baa ruponyo dek Abang tadi, ado niek jo makasuik, kok niek nak manyampaikan kok makasuik nak manyabuik, alah kajadi ambo baco, kan baitu kato abang tadi? Baa jo kok di ambo, kalaulah nak baranang ka tapian, barakik mo lah kahulu - e , pado hilang di kacak – kacak, pado mati diangan - angan elok mukasuik disampaikan.


Bang Hendri : Tu Baa Dod, Iyo Ambo Baco ?


Dody : Bacolah Bang ?


Bang Hendri : Nan Kato Ambo ka mambaco buah parundiangan di hadapan Ninik Mamak, Tumbuah sacaro nan bak nang ko, Andek - e kan bataratik, ba munjilih, balelo ba kurenah, basambah bainjiangan tangan, aratinyo bana, di unjamkan lutuik nan duo, di takuak kan kapalo nan satu, disusun jari nan sapuluah, aratinyo bana : Sambah ta puhun ka nan patuik, kan baitu nak nyo, baa kini dek badan diri ambo, sawah dangka, pamatang kariang, urek kayu bajulingkangan, baa kini tantang sambah kito simpan baiak – baiak, dima maso kito pakai, kini rundiangan ajo nan ambo baco, ka baa dek Dody tuh ?


Dody : Sampai Bang ?


Bang Hendri : Sampai.


Dody : Baa ruponyo dek abang Cako, ka mambaco buah parundiangan, tumbuah sacaro nan bak nang ko, andek - e bataratik ba munjilih, balelo ba kurenah, bairiang tangan kan, baitu kato abang cako?


* LANSUANG MAMPAIYOKAN KE BANG HENDRI *


Dody : Kini baitu bang, Dek karano tasabuik dek abang tadi, kami ateh namo silang nan bapangka, karajo nan bajunjuang, sarato urang sumando, iyo baitu kami dahulu, mananti abang sabanta.


* DODY KE AMRA *


Dody : Kini baitu amra, ndak ambo ulang bana buah kabanaran alek nan datang, kilek baliuang lah ka kaki, kilek camin lah ka muko, tapi tantang taratik sambah, itulah nan dimintak dek alek nan datang ka bakeh kito, baa ka kito nan ka elok amra?


Amra : kalau baitu bang, sakali nangko jawab ajolah dek abang, jo ambo lah sasuai.


* DODY KE BANG HENDRI *


Dody ; Kini Baitu Bang, Abang tadi mintak tantang ka pado taratik sambah, ta kalau undiangan ka di bukak, kan itu nan abang pintak ka rilaan ka dakek kami? tantang tu bang? Kalau lah babacoan alah samo jo bapakai tu mah, Insya Allah kami agiah karandak abang, bacolah, biar kami dangar kan.


* MANDATANGKAN SIRIAH *


Palo Mudo : Mak Tapi Sungguahpun mamak Surang taimbau, sifat - e Ninik Mamak yang Saparadok, kini baitu mak, baa ruponyo dek anak mudo matah bacapek kaki baringan tangan, mauntiah siriah di di gagangnyo, mangganti pinang di tampuaknyo, mambali alat ditangah balai, lansuang disusun ka carano, caranonyo bana pun sakali, liek lah dek amak, siriah ambo yang talatak dalam carano, baliek, ba ambiak, ba makan sakali.


Ninik Mamak : Kini baitu Palo Mudo, tapi sungguahpun ambo surang yang Palo Mudo sabuik, Sifatnyo kami banamo ateh Ninik Mamak, yang gadang basa batuah, cadiak pandaipun sakali, baa ruponyo dek palo mudo, siriah yang badatangkan ka bakek kami niniak mamak, katumpang rundiangan ka bakek ambo, baa nek - e palo mudo, tantang rundiangan palo mudo tu, misa gayuang lakeh disambuik, misa kato lakeh tajawab, siriah palo mudo capek taliek, baa kini dek badan diri ambo, dek karano rundiangan palo mudo, duduak surang basampik - sampik , duduak samo balapang - lapang , yo nak baiyo kami dahulu, mananti palo mjudo sabanta, ka baa tu dek palo mudo ?


Palo Mudo : Dek Ambo Mak, asa mancaliak aie nan janiah, sayak nan landai, kato nan bana, Insya Allah Lamo Jo lambek ambo nanti.


Ninik Mamak: Iyo itu bana ka kami cari palo mudo, baa baiyo kami dahulu, mananti palo mudo sabanta ka baa tu ?


Palo Mudo : Insya Allah Mak, Baiyolah Ambo Mananti


* NINIAK MAMAK BAIYO KA BAKEK KAWAN - KAWAN TANTANG MANGAMBALIKAN RUNDIANGAN SIRIAH


Ninik Mamak : Bagindo, Tapi sungguahpun bagindo surang taimbau, Sifat - e sagalo nan duduak disitu, ndak ambo ulang bana buah kabanaran sapangka do, mungkin dek bagindo lah sairiang nan bak hari, lah tarang nan bak bulan, aratinyo bana, lah didatangkan siriah ka bakek kito, ateh namo niniak mamak, baa jo kok dek ambo, gayuang alun basambuik, kato baru nan bajawab, buah parundiangan alun bapulangkan, baa dek kito nan ka ancak, tantang kadatangan siriah kabekek kito, sekian dulu bagindo.


Bagindo : Kok Undiangan tu mak, jo badan diri ambo, bakarek - karek tabu di katidiang, ba ragiah - ragiah ndak bacarai, jo kok ambo nan ka ancak mak, gayuangnyo basambuik, katonyo dijawab, srieh - e diliek, dimakan sakali, iyo baitu karancak di ambo, ka baa dek amak tu ?


Ninik Mamak ; Kok itu undiang bagindo jo badan diri ambo, yo sairiang tungkek jo tuga, ndak batikai jalan saiyo ndak batuka sabuik, yo kok diambo nak ka ancak baitu pulo, akan tetapi nan kato kito inggok alah sacakam, tabang alah sapulun, satantangan gayuang ka manyambuik, kato ka manjawab, maliek siriah supangka pun sakali, yo alah ambo tumpahkan ka badan diri bagindo ka baa lai bagindo tu?


Bagindo : Kok itu undiangan amak, yo lah basuo undiangan amak ko mah, ambo mamulangan tun, bak ibarat ayam lapeh sanjo, rumah tampak jalan ndak tantu, bakabuik sajo pamandangan, ndak tantu raso kadi tuju doh mak, baa kini pulangkanlah undiagan dek amak silang bapangka tu, jo badan diri ambo lah samo didalam, kok lapeh lah samo diluar, kok pikiran ndak baturuti, kok pituah ndak baunian doh lai mak, pulangan lah dek amak lai.


Ninik Mamak : Tu baa yo ambo pulangan lai Bagindo ?


Bagindo : Insya Allah.


Ninik Mamak : Nan kato ambo ka mamulangan buah parundiangan, sialang sapangka, kok senteang mintak di bilai, lamah mintak di tau - e , Kurang mintak di tukuah, kurang takana dek ambo mintak ditimbuekan dek bagindo ndaknyo.


Bagindo : Kalau baitu mak, maklum ajolah Singka pa kandangan mak, ndak naka di tolongi, inyo ka mambaliak surang ajo nyoh mak, pulangkanlah dek amak, dek ambo alah sasuai tu.


Ninik Mamak : Kini baitu Bagindo, dahulu nan sarang gadubang, kini lah majadi sarang golok, sajak panguih lah patah ko bagindo, ndak mambaliak lai doh lai bagindo.


Bagindo : Tantunyo dicuboan luh mak


Ninik Mamak : Baa, iyo ambo pulangan Bagindo ?


Bagindo : Insya Allah

* SIRIAH DI PULANGKAN KA BAKEK SUPANGKA *


Ninik Mamak : Tempo di awa tadi kapalo mudo mandatangkan siriah kabakek kami niniak mamak, ka tumpah undianagan ka bakek ambo, ba a jo kok dek ambo, misa gayuang balum basambuik, kato baru nan bajawab, Siriah palo mudo alun baliek, a nyo nan lai dek baru, bana di lalukan, janji di pintak satu rahaik, dek palo mudo alah mananti, dek ambo alah pulo ba paiyo, baa satantang paiyoan ambo nan tun, yo basuo undang – undang palo mudo, ba lega kabau dikandang, suruik kanantu ka bakero, ba lega kato di ulang, tantu suruik ka nan tuo, dek nantuo ta tumpah kapado diri ambo, ambo yang ka mamulangan undiangan palo mudo tu, ka baa dek palo mudo ?


Palo Mudo : Dek ambo mak, Sumbarang ka pambai jadih nyo mak, indak bana amak, umpamo amak lah kajadih, pek kini lah amak bana, ambo raso, yo lah di ujuang barih bana padi tarabitnyo mak, insya allah.


Ninik Mamak : Iyo ka Baliek bana siriah palo mudo tuh, palo mudo?


Palo Mudo : Sabab ambo tatiangkan mak, iyo mintak diliek, di ambiak, dimakan, sakapua surang, labiah sa kapua jo dih juo mah.


Ninik Mamak : Jikok siriah, nan palo mudo siriahkan nan ba tatiangkan ka bakeh ambo, kan iyo siriah ba adiak ba pakaian, adiak rimbun pusako rampak, andak - e panuah pusakonyo bubuang, a bana lah manjadi adat jo pakaiannyo, siriah ba aleh, ba tadah tampan, ba pa ga dengan arai pinang, sacoreang kuniang diatehnyo, salangkoknyo isi didalam, kan itu nan palo mudo tatiangkan ka bakek ambo? Ambo maliek siriah palo mudo, tantu ba adat, ba pakaian, pulo, andaknyo a banalah yang manjadi adat jo pakaiannyo? Iyolah lelo jo korenah, tantu taratik jo nanjilih, walaupun tampan jo paketi nan ambo pintak karilaannyo ka bakeh palo mudo, nan kato siriah palo mudo ka ambo liek, kok senteang lelo jo korenah, kok kurang taratik jo manjilih, walaupun tanpam jo paketi, itu nan ambo mintak karilaanyo ka bakek palo mudo, ka baa ka bakek palo mudo tuh ?


Palo Mudo : Dek banyak kadok rago, manusia basifat gawa, tantangan rila dengan maaf samo kito pulangan ka urang nan tau, siriah ambo diliek, di ambiak, dimakan sakapua surang mak, sekian bana mak?


Ninik Mamak : Kini baitu palo mudo, tantang siriah palo mudo nan ba makan, dari nan barek nan karingan, jalan mamutuih kito buek, indak bana dimakan, umpamo dimakan akan tetapi ateh sakato, jo palo mudo, ka baa dek palo mudo tuh ?


Palo mudo : Ateh sakato diri ambo mak, alah ba makan siriah ambo mak ?


Ninik Mamak : Alah


Palo Mudo ; Nan kato alah diliek, diambiak, dimakan, takilan dek hati, tacinto dek pikiran, nak masak jo ma ansu-e, siriah salabiah amak makan nan talatak dalam carano, carano banapun sakali, alah ka jadih ambo ansu-e mak?


Ninik Mamak : Kini baitu palo mudo, kok itu undiangan palo mudo jo ambo, yo lah basuo bak undang - undang palo mudo kok mah, masak padi rang singkarak, masaknyo batangkai - tangkai , satangkai tak adolah nan mudo, kabek sabalik buhue sentak, laranglah urang ka ma ungkai, tibo nan punyo anakrajo, aratinyo bana,pulang pikiran ka palo mudo, ka satu ka di asah, ka duo ka diangsue, ka tigo latakkan sajo disitu.


Palo Mudo : Kok pulang pikiran ka bakeh ambo, yo ambo ansue dulu mak.


Ninik Mamak : Insya Allah


Palo Mudo : Kini baitu mak, ba a dek tadi, takana dek hati, takalam juo dek pikiran, ndak ma asak jo ma ansue, siriah salabiah amak makan, nan talatak dalam carano, carano bana pun sakali, dek amak alah basabaan dek ambo alah pulo baansue, baa kini lai nyo mak, sapanjang pasa biasoe, ba laie madang pulu, malantiang padang tampuak, bakato madang bana, siriah kok mak kan iyo ba awa ba akie, ba mulai ba kasudahaan, diawanyo siriah ambo siriahkan, di akie nyo masak nan ambo tanyokan, alah banamo masak mamak, makan siriah ateh banamo sakapua surang itu pulo yang manjadi tanyo dek ambo mak, sekian bana dulu mak?


Ninik Mamak : Kini baitu palo mudo, nan manjdi tanyo dek palo mudo tadi, tantang ka pado masak ka makan siriah, ba a andek e jo kok dek ambo, gayuang tasambuik capek, kato tajawab lakeh, masak makan siriah, capek ka ta pambai ka batigo, yo baiyo kami dahulu, yo mananti palo mudo sabanta.


Palo Mudo : Insya Allah


*NINIK MAMAK MAMPAIYOKAN KA BAKEK BAGINDO *


Ninik Mamak : Kini baitu palo mudo, tantang masak makan siriah, baa jo kok dek ambo baru tadi, bana di laluan , janji di pintak jo palo mudo, dek palo mudo alah mananti, dek ambo alah ba paiyokan, baa tantang paiyo ambo nan tun, misa gayuang ka manyambuik, kato ka nan manjawab, pan baie masak makan siriah pun sakali, ka bakeh palo mudo, iyolah ambo bantuak - e , ka baa dek palo mudo tu ?


Palo Mudo : sampai mak, ? dek ambo dengan isya Allah se mak.


Ninik Mamak : Kini baitu palo mudo, nan manjdi tanyo dek palo mudo tadi, tantang kapado ka masak siriah, baa masak makan siriah nang ko, manuruik pituah tuo, kan ado tigo pakaro:

1. masak ka ba ka pu-e

2. masak ka ba kunyah

3. masak ka mupakaik

Kini dapek kato sabuletan dek kami, yo masak jo mupakaik

dek kami, ka ba a dek palo mudo ?


Palo Mudo : Dek ambo asa masak ka ba kapu - e jo bakunyah, lai ambo nanti, apolagi masak jo mupakaik, alah ba namo masak siriah ambo mak ?


Ninik Mamak : Ateh sakato palo mudo, alah.


Palo Mudo : Nan manjadi tanyo dek ambo taditantang masak makan siriah, dek amak pambai hati ambo alah sanang pulo, baa kini mak, sapanjang pasar biaso - e , asa lai adih, lai ba dalie, kok kunum kato, tak ba misa, di misakan kapado aie, kok ilie di agiah ba muaro, mudiak di agiah bahulu, supayo a tu ? laweh nak batapi, buntak nak basuduik, bajak nak baranti, bakato nak basudah, tantang undiangan siriah, sakali kini ko mak, kito agiah baranti ka baa dek amak tu?


Ninik Mamak : Ruponya dek palo mudo kok mah, tali tantang ka ba putuih, bangkalai takambang ka baguluang, cabiak saketek ba ja rumek, batambah tinggi harago - e , ba jo kok di ambo andek - e capek taliek talenggangi, capek takuruang takampuangi, kok hujan ndak mananti taduah, malam ndak mananti siang, capek ta timbuan ka palo mudo, nak barahaik tantangan undiangan siriah, baa kini alah takanan bana dek palo mudo, iyolah basuo undang – undang palo mudo kok mah, anak bubuik di tapi rimbo, nan basarang di pambatang, layang manyembuah buiah, pucuak di tuntuik ulam tabu, sumua di kali aie nan datang, akar dicari rotan nan buliah.


* RUNDINGAN MAMINTAK HARI NAN SA HARI MALAM NAN SAMALAM UNTUK PERESMIAN ANAK KAMANAKAN KITO *


Palo Mudo : Kini baitu mak, nan kato kitolah agiah barahait pihak kepado undiangan siriah, baa jo kok ambo laweh lah batapi, buntak lah basuduik, kok ili – e lah baah muaro, kok mudiak alah bahulu, baa ruponyo dek ambo kini mak iyo jo bak kato mamak kok mah, adat bijo ndak sakali tumbuah, adat mangauik ndak sakali kameh, pangana ndak sakali timbua, dek tadi siriah nan baru ambo siriahkan baa ruponyo kini undiangan pulo nak mambaco dibaliak undiangan siriah, tapi sungguahpun ka mamak surang sifat - e ka niniak mamak nan saparadok alah kajadi ambo baco.


Ninik Mamak : Kini baitu palo mudo, nan kato kami, lai baduo batigo pulo, ba io lo kami dahulu mananti Palo mudo sabanta, ka baa tu ?


Palo Mudo : Dek ambo mak Insya Allah


* NINIK MAMAK MAMULANGKAN KA PALO MUDO *

Ninik Mamak : Kini baitu Palo Mudo, Kok lai bana takana itu insya Allah Bacolah kami dangar .


Palo Mudo : Tu baa yo ambo baco ?


Ninik Mamak : Insya Allah, Bacolah ?


Palo Mudo : Tapi sungguahpun amak surang nan ambo imbau, sifatnyo sagalo ninik mamak saparadok, a banalah rundingan nan ka ambo baco mak, tumbuah sacaro nan bak nangko , yo basuo undang - undang urang darek dahulu , kato basitinah kaduyan kato basipek kato dahulu, rabah rumah panau - e tingga, lapak panau - e parumahan tantu ka ado juo, kato - kato yang kita danga sari manih, baju nak urang sunu - e di jahik lambek disudahkan, nan kok manih nambek kok dilulu - e , kok paik usah di luak kan, sepanjang pasa biaso- e usang – usang di pabaru, lapuak - lapuak di apikan, patah tumbuah hilang baganti tantu kato dapek disuruitkan kapangka nyo mak, abana lah pangka nyo mak? Nan kato lah lahi-e ditangah rumah ko, anak dek urang sumando kamanakan dek mamak, kok anak ko mak kan duo pulo bahagi -e, ka satu anak laki - laki , kaduo anank parampuan. Di het ong kapado anak perempuan ndak ubah do nasakah cincin di jari manih pamenan mato patang pagi, siang di patingkek malam di pakalang, kok di etong kapado umu-e dari sabulan ka duo bulan lah batahun pulo diateh-e, sahinggo lah tamat pulo sakolah jo mangaji, kiro ba umu-e 19 tahun kan lah barek baban kito mak, kok barek indak tapiku-e surang, kok ingan ndak tajinjiang surang, basamo mak tabaok mak, di tiliek lahi-e jo batin dipandang anak lah gadang asa lai adih lai badali-e kok konon kato ndak bamisa , di misakan ibarat kacang di ketek diagiah manyambo lah gadang patuik di agiah junjungan , baa jo kok dek kami silang sapangka nan sapokok lah dilayangkan pandangan jauh lah ditukiakkan pandangan dakek baa kini yo lah ta tapek kapado urang kito juo, namonyo ............ baa kok si .......... , kamanakan kito namonyo si ............, baa jo kok kami lah di lapek usua jo pareso ka bakeh mamak yang pihak laki - laki kok tagamang alah di jawab hanyuik alah di sonsong, kok tagok alah bakabek- an alah batunangan namonyo kamanakan kito kaduo balah pihak “ sikumbang jo Piliang”, baa pintak kami kabakek ninik mamak nan saparadok kini langkah nan talanju-e tagok mangabekkan antaro kamanakan mamak di jawa sakian dulu mak.


Ninik Mamak : Iyo sabananyo palo mudo, alah baban niniak mamak nan palo mudo jalanan tu, jo kami ninik mamak nan ado kini lah kami restui


Palo Mudo : Kini baitu mak , nan kato alah direstui dek ninik mamak karajo kami tu baa nyo lai dek kami ateh banamo silang nan bapangka karajo nan bajunjuang sarato jo urang samando kok bisiak nak mandarehkan, batin nak mandohaikan, nan bak suluah matahari, nak bagalanggang mato rang banyak iyo nak mamintak hari nan sahari malam nan samalam untuk peresmiak pesta anak kamanakan kito kok karandak buliah pintak balaku, sakian dulu mak.


Ninik mamak : dek kami ninik mamak, palo mudo asa indak balantuang harinyo dima alah di bincang - bincang dek palo mudo jo silang sapangka kamukokanlah dek ninik mamak.


Palo Mudo : Hari ........ tgl ............... Bulan ............... tahun ...............


Ninik mamak : Insya Allah


Palo Mudo : Nan kato kahandak lah buliah pintak lah balaku baa jo kok ambo ateh namo silang nan bapangka kok tantang ila jo maaf samo kito pulangkan ka urang nan tau, undiangan ambo tutup dengan Assalamu a’laikum W.W


*MANJAPUIK MARA PULAI*


Syarat manjapuik marapulai :

1. 3 orang

2. siriah carano

3. Tungkek tan yang disepakati oleh Ninik mamak 2 belah pihak


* CARO BARUNDIANG MANJAPUIK MARA PULAI KEPADO

MAMAK MARAPULAI *


“ PANGKA NYO DI AWA TADI “


* RUNDIANGAN CARO MANJAPUIK MARAPULAI KEPADO

NINIK MAMAK *


“ BUKA UNDIANGAN SIRIAH “


3 Orang : Jo kok kami nan batigo ko mak pai karano suruah baranti karano tagah, disuruahnyo dek mamak datuak caluang kamari, malamnyo dek malam hari-e kini, pi manapek -i buek jo janjian, janji arek karang badagok, pi manjapuik marapulai jo urang mudo ma antakan kami paringankan dima hari katiko nyo karumah nak daro mulah kito di ma ukue jo jangkanyo mananti ambo, sapanjang karang buatan mamak kaduo balah pihak ko nyo mak yang talatak dihadapan sakian mak.


* CARO MEMBERIKAN PAMBAWAAN DR BAKO KA ANAK PESTA PERKAWINAN *


Bako : Ajo, tp sungguahpun .............


Pangka : Insya Allah


Bako : A banalah undiangan ambo baco nan kato alah tajadi dirumah anak kami ko, pesta atau baralek manuruik sepanjang pasa nan biasokan dilapeh undangan kian kamari , nan tasabuik simpang balahan kuduang karetan sarato andan pasa mandan baa jo kok kami ateh namo bako datang dari mudiak mah lah kini kami kamari, baa undiangan ajo kok bajalan babuah batih malenggang babuah tangan ndak disabuik bana tu mah di bao saikua apak bilalang sarato yang lain – lain perlengkapannyo dari bako, andek-e dek ajo ateh namo silang nan bapangka karajo nan bajunjuang sarato urang samando batarimo handak-e hati suci muluik manih muko janiah sakian dari kami dulu jo.


Pangka : Paiyokan dan pulangkan kabakeh bako


Pangka : Nan kato ambo ka mamulangkan buah parundiangan sutan, andek-e ba adok bak tari-e bak datang bak nanti-e aratinyo bana sa edaran bumi jo langik sa jugalo kadam jo kapua aratinyo bana tai mak kato ajo tadi tau lai kato ajo cako singkek bauleh lamah batau-e , lamah batukuak baa raso-e dek badan diri ambo kini nan bek nan singkek nan tauleh nan kok panjang kok takareh nan bek kurang ka batukuak, kok nan jinak ta usak-i ka baa dek ajo tu ?


Bako : Insya Allah, dek ambo 1,2,3 jo kuhu-e sutan bapambari alah kajadi dek ambo


Pangka : A bana undiangan ajo ka bapulangkan nan kato lah baraleh kami disiko dek ajo ateh namo bako, jauah alah di jalang ampi-e alah dituruik, sakarang ko ma lah tibo disiko kok auih alah bahagiah aie kok litak alah bahiah nasi baa kini ko lai, dek ajo bajalan babuah batih malenggang babuah tangan baa kato jo tadi andek-e silang nan bapangka batarimu hati suci muko nan janiah kan baitu kato ajo cako, dek kami jo ndak mamandang itu bana do, poko-e alah badiri apak mandehnyo disiko alah sanang hati kami jo.


Bako : Kini baitu sutang, nan kato mukasuik lah sampai di amal lah pacah, baa ruponyo dek kami ateh namo bako kok duduak nak mambukak selo tagak nak marenjang langkah nak pai katampek masiang - masiang, andek-e dek sila sapangka balapeh hati nan suci muluik manih muko nan janiah sakian dulu sutan.


Pangka : Kato ajo cako nan kato dimaksuk alah sampai, baa ruponyo dek kami ateh namo bako kok duduak nak mambukak selo tagak nak marenjang langkah nak pai katampek masiang – masiang, kini iyo lah basuo undang – undang ajo, si kucu-e di lauik lapeh baranak makanan ikan, gulang - gulang di kurau taji, kok muju-e kami malapeh jo, nan bak ayam pulang ka pauitan, salamai ajo pulang pai ka baa ajo tu?


Bako : Ba-a lai sutan, kok salah jangga kami talantuang kanaik, ta singguang katurun ndak dimasuik disangajo manusia basifat gawai rundingan ambo tutup dengan Assalam mualaikum W.W

Diposkan oleh Dody, ST di 22.54

Nasehat Mamak

 Nasehat seorang mamak kepada kemenakan


Assalamualaikum w.w.

Duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang , baitu pitaruah niniak kito. Molah kita taruihkan ” mambangkik batang tarandam “  , mangaji-ngaji ajaran Adat ,  Mudah-mudahan baguno untuak anak kamanakan kito nan mudo-mudo, isuak .  Amien……


Indak ado gadiang nan tak ratak , manusia basipaik khilaf , kok sasek ambo bakato, kok lupo ambo dalam alua jo patuik , tolong bilai dima nan senteng , tolong tukuak dima nan kurang.

Dalam ba gotong royong “mambangkik batang tarandam”, marilah kito karajokan pulo apo nan dapek dikarajokan sacaro baketek-ketek  atau kok nak bagadang alah dikarajoan dek  urang gadang-gadang.

Nan paralu diawak kini dalam rangka “mambangkik batang nan tarandam”  sahari-hari , misalnyo mampalajari ;

- Apo kawajiban Mamak taradok Kamanakan ,

- Baa hubungan Mamak jo Kamanakan, manurut ajaran Adat di Minangkabau nan biaso disabuik urang system kekerabatan Matrilinial tu .

Saciek nan jadi  padoman hubungan mamak jo kamanakan iyolah pepatah nan babunyi  pantun; 

Kaluak paku , kacang balimbiang

Tampuruang lenggang-lenggangkan

Dibao urang ka Suruaso .

Anak dipangku kamanakan dibimbiang

Urang kampuang patenggangkan

Jago Adat jan binaso .

Pantun iko barisi 3 pokok ajaran atau doktrin nan diwarihkan  dek niniak moyang kito dari generasi ka generasi sampai ka kito kini nangko, yaitu   :

Anak dipangku , kamanakan dibimbiang, iyolah realisasi dari duo fungsi nan diemban oleh satiok laki-laki di Minagkabau .

Urang kampuang dipatenggangkan,iyolah kawajiban social ditangah-tangah masyarakat. Hablunmminannas manuruik hukum Syarak nyo .

Jago adat  jan binaso, maksudnyo kewajiban satiok urang Minangkabau memaliharo nilai-nilai Adat dan budaya Minangkabau .

Cupak salingka Batuang, Adat Salingka Nagari. Lain lubuak lain ikannyo, lain padang lain bilalang, namun ikannyo itu juo . Baitu kato urang tuo-tuo , tantang parbedaan-parbedaan nan ado antaro Nagari-nagari di Minangkabau .

Manuruik pitaruah dari urang tuo-tuo, laki-laki di Minangkabau mamikua duo baban barek sakali gus yaitu :

* Sabagai Urang Sumando ( apak paja ) dirumah anak,

* Sabagai Mamak Rumah dirumah urang gaek.

Kaduonyo disabuik – fungsi ganda lelaki di Minangkabau. Sabagai Rang Sumando/kapalo Keluarga, lelaki minang ikuik mamangku anak, artinyo saratuih parsen anak manjadi tanggungan bapakny. Makan minun, sekolah, dan kabutuhan hiduiknyo – hinggo kaki anak iko sampai ndak buliah manyingguang tanah ( ikolah perumpaan mamangku anak). Sekalipun anak dipangku tantu ado batehnyo, yatiu katiko si anak alah pandai bajalan surang – lah tumbuah gadang, ikolah saatnyo malapehnyo pai bajalan.

Sasudah pandai bajalan – lah tamaik pulo sakolahnya – lah manjadi urang – sampailah anak ko mampu barumah tango .

Pabilo kamanakan dibimbiang ? Kamanakan dibimbiang , sampai kaliang kubua , baitu pitaruah urang tuo-tuo kito. Aratinyo -  kamanakan bajalan jo kakinyo surang – si Mamak mambimbiang jo ujuang jari. Mambimbiang anak lai indak  indak sabarek mamangku anak, tapi sampai mati -  si Mamak punyo kawajiban mambimbiang Kamanakannyo. Tarutamo masaalah Adat dalam kahidupan ba Nagari, dalam panguasaan dan pangurusan harato Pusako Tinggi.

Zaman saisuak,  urang bakarajo jo tanago nan dinamoan ” tulang nan ampek karek”. Jadi tugas mamak mambimbiang kamanakan jo tanago sarato ilimu dan pangalaman nan ado .

Manuruik ajaran nan kito tarimo , supayo baban utamo mamangku anak indak taganggu , mako untuak mambimbiang kamanakan tu , hari nan 7 dibagi duo ,  5 hari mancari nafkah untuak anak-bini dan 2 hari untuak mambantu/mambimbiang kamanakan Karano kamanakan tu biasonyo banyak , mako mambagi hari nan 2 tu , tantu disasuaikan jo kaparaluan kamanakan , dan biasonyo mamak pun bukan cuma surang , ado baduo atau batigo bahkkan labiah dari tigo urang , jadi dapek dipikua basamo untuak itu diatur dan diarahkan oleh para ibu-ibu nan basangkutan supayo hasienyo samparono dan marato.

Urang Sumando pun basanang hati  manarimo . Di siko lah fungsi Mamak Tunganai Rumah atau Mamak Kapalo Warih sarato Bundo Kanduang pamacik kunci nan arek, pamegang puro nan taguah , pusek jalo kumpulan ikan , akan dirasokan guno jo manfaatnyo ba mamak dan bakamanakan manuruik ajaran Adat Minangkabau .

Hari Juma’at adolah hari bakhti Mamak untuak Kamanakan. Sasudah makan pagi dirumah bini, si Mamak akan pulang kakampung  mandenyo -  manjalani sawah nan laweh, mandaki bukik manurun lurah, mamareso padi disawah , maliek tanaman di ladang, kok ado paga nan rarak, kok ado padi nan masak , kok ado tanaman nan dirusak binatang lia , untuak disampaikan ka Kamanakan dirumahnyo . Si Mamak basumbayang Jum’at di kampong ibunyo, sasudah sumbayang Mamak pulang karumah Ibunyo atau karumah kamanakannyo ,  manyampaikan saran jo nasihat , kok ado nan basangketo laki-bini nan paralu dipaeloki , kok ado baban nan kadipikua basamo , kok ado taranak atau tanaman nan kamarugi .  Sasudah langkok makan jo minum , mamintak ampun ka pado Ayah sarato Bundo, Mamak malangkah kumbali kakampuang bini , malanjuikkan karajo baban utamo , Rang Sumando dirumah anak , wajib manafkahi laie jo bathin , baitu kato pusako

Kok tibo hari nan baiak kutiko nan elok, Kamanakan bujang dipadah urang , datanglah inyo karumah Mamak , manyambah mamintak ampun kapado Mamak sarato Etek , mamintak  izin barumah tanggo kakampuang urang . Mamak mamikua tangguang jawab ateh namo dan kahormatan kaum jan sampai Kamanakan , babuek nan ka marugikan urang lain  atau mamalukan kaumnyo sandiri . Mamak wajib macegah poligami , mamak wajib mamparsiapkan Kamanakan nyo untuk manjadi Urang Sumando nan baiak dan tapuji yaitu Rang Sumando Niniak Mamak . Mamak menjalehkan pantangan dan larangan bagi seorang Rang Sumando antaro lain , sifat-sifat buruak dan hino ; Rang Sumando Kacang Miang, Rang Sumando Langau Hijau dan Rang Sumando Lapiak Buruak . Itu untuak Kamanakan nan laki-laki , baa pulo untuak Kamanakan nan Padusi , itu kawajiban para Bundo Kanduang , Mamak Rumah Cuma manunjukan dan mamastikan satu tumpak Sawah Pangasingan , bagi panganten baru sabagai modal partamu barumah tango dari  Pusako Tinggi .

Masaalah Mamak alah kito tinjau sacaro ringkas dan sadarhana, kini mari kito tinjau pulo hak dan kawajiban Kamanakan manuruik ajaran Adat Minangkabau nan kini kito usahokan dalam mambangkik batang tarandam . Manuruik ajaran Adat jo system matrilineal kekerabatan banyak macam dan tingkeknyo , ; Kamanakan nan batali darah, Kamanakan nan batali Adat dan Kamanakan nan batali Budi . Untuak itu kawajiban Mamak sacaro materi dan harato pusako sahinggo Kamanakan nan batali darah , salabiahnyo disasuaikan jo kabutuhan dan kamampuan si Mamak nan kamambantu .

Daulu Mamak mambantu Kamanakan jo tanago tulang nan ampek karek, tapi kini mamak lah manarimo gaji bulanan , mahetong pitih dikotak satiok hari , tingganyo jauah dikota-kota gadang , jaman moderen lah maubah caro-caro kahidupan masyarakat Minangkabau, Bank-bank tabungan lah ado kaganti Lumbuang padi nan lah tirih , internet lah dapek mampadakekan jarak nan jauah , satiok waktu Mamak jo Kamanakan dapek basuo . Lah masonyo kito mamikiekan konsep Pusako Tinggi dizaman moderen nan bak kini , untuak itu kito pulangkan kapado nan pandai para itelektual Minangkabau .

Alhamdulillah untuak itu niniak moyang kito lah maninggakan pitunjuak nan baguno di sagalo jaman . “ Sakali aie gadang – sakali tapian barubah …dst “  Kok nak bakisa tagak bakisalah ditanah nan sabingkah , kok bakisa duduak bakisalah di lapiak nan sahalai “ Allqur’an dan Sunnah Rasulullah pamaganyo . Tujuan hiduik tak lain adolah kasampurnaan hiduik didunie, dan kasampurkaan hiduik di akhirat . Tuntuik lah ilimu sampai kaujuang dunia, nan diranah Minang tatap akan baguno . Insyaallah .

Sahinggo iko lah daulu , kok dirantang namuah panjang, diambiak sakiro kapaguno, kudian kito sambuang pulo , ……..  insyallah

 oleh :

rais ibnu sina

Mamak

 Secara umum, Mamak itu adalah saudara kandung laki-laki dari Ibu, baik kakak maupun adiknya. Namun, pengertian seorang Mamak tidaklah hanya sebatas itu. Mamak adalah laki-laki dewasa yang terbagi dalam hubungan kekerabatan berdasarkan sistem adat Minangkabau. Ada namanya, Mamak nan saparuik, sa payuang, sasuku, sakaum dan sanagari. Pengertian yang saparuik adalah hubungan pertalian darah dalam keluarga yang dihitung dari dua generasi di atasnya dan satu generasi ke bawahnya. Setelah itu hubungan itu akan berubah menjadi hubungan sapayuang kemudian sasuku dan kumpulan terakhir disebut dengansakaum. Peran dan fungsinya ditentukan oleh kedekatan hubungan kekerabatan itu. Semakin dekat hubungan kekerabatan tersebut, maka peran dan fungsi Mamak semakin besar, begitu juga tanggung jawab yang diembannya.


Mamak merupakan instrumen yang sangat penting dalam adat Minangkabau. Kualitas masyarakatnya sangat ditentukan oleh kualitas para Mamaknya. Peran dan fungsinya adalah menjaga nilai dan kultur adat Minang itu sendiri. Tanggungjawab dan peran itu tertuang dalam pepatah adat, Kaluak paku kacang balimbiang,Tampuruang lenggang lenggokan, Di baok anak ka saruaso, Anak di pangku kamanakan dibimbiang, Urang kampuang dipatenggangkan, Tenggang nagari jan binaso. Dari penjelasan peran Mamak dalam ungkapan pepatah adat itu, peran Mamak diperjelas dan dirincikan lagi dalam undang adat, Ka pai tampaik batanyo, Ka pulang tampaik babarito, Kusuik nan ka manyalasai, Karuah nan ka mampajaniah. Tanggung jawab tersebut menuntut bagi Mamak di Minangkabau untuk menjadi pembelajar yang baik.


Sebagai makhluk sosial yang selalu berdinamika di dalam kehidupan sosial tentu saja persoalan-persoalan dalam kehidupan terus saja berkembang menurut alur zamannya. Karena itulah alam takambang manjadi guru...!!!

Panghulu

 PENGHULU NINIK MAMAK DI MINANG KABAU

OLEH : Drs. H, Afrijon Ponggok Katik Basa Batuah

Penghulu (dalam bahasa Minang disebut Pangulu) dan ninik mamak di Minang Kabau mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan dalam kekuatan kekerabatan adat Minang itu sendiri, tanpa penghulu dan ninik mamak suatu nagari di Minang Kabau diibaratkan seperti kampung atau negeri yang tidak bertuan karena tidak akan jalan tatanan adat yang dibuat, “Elok nagari dek Pangulu sumarak nagari dek nan mudo”


Pengertian Pangulu (Penghulu)


Pangulu berasal dari kata Pangka dan Hulu (pangkal dan hulu) Pangkal artinya tampuk atau tangkai yang akan jadi pegangan, sedangkan hulu artinya asal atau tempat awal keluar atau terbitnya sesuatu, maka pangulu di Minang Kabau artinya yang memegang tampuk tangkai yang akan menjadi pengendali pengarah pengawas pelindung terhadap anak kemenakan serta tempat keluarnya sebuah aturan dan keputusan yang dibutuhkan oleh masyarakat anak kemenakan yang dipimpin pangulu, “Tampuak tangkai didalam suku nan mahitam mamutiahkan tibo dibiang kamancabiak tibo digantaiang kamamutuih”


Pengertian Ninik Mamak


Ninik mamak adalah merupakan satu kesatuan dalam sebuah lembaga perhimpunan Pangulu dalam suatu kanagarian di Minang Kabau yang terdiri dari beberapa Datuk-datuk kepala suku atau pangulu suku / kaum yang mana mereka berhimpun dalam satu kelembagaan yang disebut Kerapatan Adat Nagari (KAN). Diantara para datuk_datuk atau ninik mamak itu dipilih salah satu untuk menjadi ketuanya itulah yang dinamakan Ketua KAN. Orang-orang yang tergabung dalam KAN inilah yang disebut ninik mamak, “Niniak mamak dalam nagari pai tampek batanyo pulang tampek babarito”


Pengertian Datuak (Datuk)


Datuak (Datuk) adalah gelar pusako adat dalam suatu suku atau kaum yang diberikan kepada seseorang dalam suku atau kaum itu sendiri dengan dipilih atau ditunjuk dan diangkat oleh anak kemenakan suatu suku atau kaum yang bersangkutan melalui upacara adat dengan syarat-sayarat tertentu menurut adat Minang.


Seorang Datuak dia adalah pangulu dalam suku atau kaumnya dan sekaligus menjadi ninik mamak dalam nagarinya, dengan pengertian yang lebih rinci lagi : Datuak gelarnya, Pangulu Jabatannya dan Ninik mamak lembaganya dalam nagari.


Sebagai Datauak dia harus menjaga martabatnya karena gelar datuak yang disandangnya adalah gelar kebesaran pusaka adat dalam suku atau kaumnya, banyak pantangan dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh seseorang yang bergelar datuak dan tidak sedikit pula sifat-sifat positif yang wajib dimilikinya.


Sebagai Pangulu dia harus tau tugas dan tanggung jawabnya terhadap saudara dan kemenakannya dalam membina, mengayomi, melindungi dan mengatur pemanfaatan harta pusaka tinggi dan tanah ulayat untuk kemakmuran saudara dan kemenakannya, namun dia juag harus tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga di rumah tangganya terhadap anak dan istrinya, “Anak dipangku jo pancarian, kamanakan dibimbiang jo pusako”


Sebagai anggota ninik mamak dia adalah perwakilan dari suku atau kaumnya layaknya seperti anggota DPRD (dalam istilah MInang disebut Andiko) dalam pemerintahan nagari yang mewakili konstituennya untuk menyampaikan dan memperjuangakan aspirasi kaum yang dipimpinnya serta untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul pada anak kemenakannya dalam nagari, “Andiko didalam kampuang kusuak nan kamanyalasai karuah nan kamampajaniah”


Berbagai permasalahan anak kemenakan yang berhubungan dengan hidup bernagari dan berkorong kampung dibahas oleh ninik mamak dari berbagai pengulu kepala suku atau atau datuk – datuk kaum bersama alim ulama cerdik pandai serta pemerintahan nagari di Balai Adat yang disebut balerong dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN), “Balerong ditanah Minang tampek duduk nak samo randah, tampek tagak nak samo tinggi, tampek duduak bajalan baiyo, tampek tagak bakato bamolah, tampek manjari bana nan saukua nak tibo kato dimufakat, tampek mahukum nak samo adia, tampek mambagi nak samo banyak”


Hasil musyawarah mufakat inilah yang dijadikan pedoman dalam menata kehidupan bermasyarakat di dalam suatu kenagarian dan disinilah dirumuskan Adat nan diadatkan beserta Adat Istiadat yang disesuaikan dengan kebutuhan situasi kondisi serta perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman yang tentunya tetap mengacu kepada landasan Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah.


Dalam melaksanakan tugasnya Pangulu dipanggil dengan sebutan “Urang nan gadang basa batuah” dia gadang pada kaumnya dia basa pada sukunya dan dia batuah dalam nagari, gadang dalam kaumnya artinya seorang pengulu dia dibesarkan atau dituakan selangkah dalam kaumnya, dan basa pada sukunya artinya dia menjadi panutan, pemimpin pengatur dalam sukunya, sedangkan batuah dalam nagari artinya seorang pangulu karena dia ninik mamak maka apa-apa yang dikatakan dan diperbuatnya juga menjadi acuan sehingga dia disegani dan dihormati dalam nagari.


Seorang pangulu adalah pucuk pimpinan dalam kaumnya pada suatu unit pemerintahan dalam nagari, pangulu dibantu oleh tiga unsur perangkat adat yaitu :


1. Malin yang membidangi persoalan agama

2. Manti sebagai pelaksana kebijakan

3. Dubalang ysng brtsnggung jswab terhadap keamanan


Inilah yang disebut urang nan ampek jinih yaitu Pangulu, Malin, Manti dan Dubalang.


Memilih dan mengukuhkan seorang Pangulu atau datuak.


Seorang Datuaul atau pangulu dipilih dan dinobatkan apabila terjadi beberapa hal dalam suatu suku atau kaum :


1. Apa bila Datuk atau Pangulu yang terdahulu tealah meninggal dunia (Patah tumbuah hulang baganti)


2. Apa bila Datauk atau Pangulu yang saat ini sedang menyandang gelar datuak telah berusia lanjut atau dalam keadaan sakit berat dan tidak mungkin atau sanggup lagi untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai Datauak atau Pangulu. (Hilang dicari lapuak diganti)


3. Apa bila Datauak yang sedang menyandang gelar Datuak atau Pangulu saai ini mengundurkan diri minta diganti, (Malatak-an gala)


4. Apa bila terjadi pelanggaran moral, adat dan agama serta hukum yang berlaku lainnya oleg orang yang menyandang gelar Datuak atau Pangulu saat ini dan anak kemenakan sepakat untuk menggantinya, (Mambuek cabuah jo sumbang salah)


5. Kalau ada Datauk atau pangulu yang sudah lama tidak di angkat karena sesuatu hal dan saat ini sudah memnuhi syarat untuk dianggkat (Mambangkik Batang Tarandam)


Dalam tatanan adat Minang Kabau ada 2 cara memilih seorang pangulu atau datuak :


1. Menurut adat Suku Bodi Chaniago dan pecahannya (banyak lagi nama suku suku yang lain pecahan dari suku asal Bodi dan Chaniago ata Koto Piliang) seorang pangulu atau datuak dipilih secara musyawarah mufakat oleh anak kemenakan suku tersebut berdasarkan syarat-syarat tertentu dengan mempertimbangkan mungkin dan patut, dalam istilah adat disebut “Hilang dicari lapuak diganti, duduak samo randah tagak samo tinggi, duduak saamparan tagak sapamatang”


2. Menurut adat suku Koto Piliang dan pecahannya seorang pangulu atau datauak dipilih berdasarkan keturunan dan pergiliran gelar pengulu tersebut dalam suku atau kaum itu berdasarkan syarat-syarat tertentu dengan mempertimbangkan mungkin dan patut, dalam istilah adat disebut “ramo ramo sikumbang jati katik endah pulang bakudo, patah tumbuah hilang baganti pusako lakek kanan mudo”, rueh tumbuah dimato.


Syarat-syarat seseorang dipilih menjadi seorang pangulu atau datuak :


1. Memenuhi 4 sifat nabi Sidik, Tablihk, Amanah, dan Fthanah

2. Loyalitas yang tinggi terhadap kaum, suku, anak kemenakan dan nagari

3. Berilmu pengetahuan tentang adat dan agama dll

4. Adil dalam memimpin anak kemenakan dan keluarga

5. Berani dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kebathilan

6. Taat menjalankan ajaran agama dan adat

7. Tidak cacat moral dimata masyarakat dalam nagari

8. Mungkin dan patut, ini yang paling dipertimbangkan, karena ada orang yang mungkin tapi tidak patut, dan ada yang patut tapi tidak mungkin, contohnya adalah ada orang yang memenuhi syarat-syarat diatas tetapi di hidup di rantau yang jauh, di mungkin menjadi pangulu tetapi tidak patut karena dia jauh dirantau sedangkan dia akan mengayomi dan mengurus anak kemenakannya dikampung, atau ada yang tinggal dikampung namun tidak memenuhi syarat jadi pangulu, dia patut jadi pangulu tapi tidak mungkin karena kurang persyaratan, yang masuk menurut logika, “batamu mungkin jo patuik sasuai ukua jo jangko takanak barih jo balabeh lah tibo wakatu jo musimnyo disitu alek dibuek”


Pengukuhan dan penobatan pangulu


Setelah pangulu dipilih dengan musyawarah mufakat melalui demokrasi moril secara adat antara anak kemenakan dalam suatu suku atau kaum maka segenap anak kemenakan atau kaum tersebut mempersiapkan acar pengukuhan pada sebuah upacara adat perjamuan Baralek gadang dalam nagari dan ini disebut “malewakan kanan rami, bia basuluah mato hari bagalanggang mato rang banyak”.


Dalam perjamuan baralek gadang pengukuhan seorang pangulu terdapat beberapa symbol-simbol adat diantaranya adalah :


1. Mambantai Kabau, “Kabau didabiah tanduak dibanam darah dikacau dagiang dilapah” (menyembelih kerbau, kerbau disembelih, tanduk ditanam, darah dikacau daging dimakan) pengertian menyembelih kerbau adalah membunuk sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam diri seoerang pangulu, tanduk ditanam artinya membuang sifat-sifat hewani yang cendrung melukai dan membinasakan dari jiwa seorang pangulu pemimpin adat, sedangkan pengertian darah dikacau adalah mendinginkan darah yang panas dalam hati seorang pemimpin, karean seorang pangulu harus bejiwa teduh mengayomi dia harus tau kalau dia adalah pemimpin tidak boleh berhati dan berdarah panas dalam menghadapi orang yang dipimpinnya, dan dan pengertian daging dilapah adalah bahwa seorang ninik mamak dia adalah tempat mengadu anak kemenakannya dikala susah dan kelaparan, harta pusaka tinggi dan ulayat yang diaturnya adalah untuk kemakmuran anak kemenakannya, “Kok pangulu lai dinan bana bumi sanang padi manjadi taranak bakambang biak anak kamanakan basanang hati urang kampuang sato manyukoi”


2. Marawa dipancangkan (mengibarkan umbul-umbul) dimedan perhelatan. Marawa 3 warna : kuning, merah dan hitam berdiri kokoh menjulang tinggi keudara namun ujungnya menjulai tunduk kebawah dengan pengertian :


1. Warna kuning melambangkan kekuasaan seorang pangulu (mahukum adia bakato bana)


2. Warna merah melambangkan keberanian (barani karano bana, takuaik karano salah)


3. Warna hitam melambangkan kesabaran dan ketabahan seorang pangulu dalam mengahadapi anak kemenakannya.


4. Berdiri kokoh menjulang tinggi artinya seorang pangulu harus mempunyai wibawa dan kharismatik ditengah-tengah kaum dan masyarakat dalam nagari.


5. Ujung marawa menjulai tunduk kebawah melambangkan walau pangulu orang yang ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah namun dia tetap harus melihat kebawah memperhatikan dan mengayomi orang yang dipimpinnya dengan rendah hati memakai ilmu padi semakin berisi semakin tunduk.


3. Malatuihan badia sadantam (meletuskan bedil sedantam) nan gaganyo karonggo bimi dantangnyo sampai kalangik (gegrnya kerongga bumi gaumnya sampai ke langit) itulah ikrar seorang pengulu kepada manusia dan janjinya kepada Allah sebagai sumpah jabatan yang mesti dipertanggung jawabkan.


Kedaulatan seorang Datuak atau Pangulu


Kedaulatan seorang Datuak atau Pangulu di Minang Kabau tidak lebih seperti powernya seorang ketua sebuah oprganisasi dia ada karena dipilih dan diangakat oleh kaumnya “nan diamba gadang dianjuang tinggi” gadangnyo karano diamba tinggunyo karano dianjuang, apa bila anak kemenakan meninggikan dia maka tinggilah dia, tinggi dimata anak kemenakan dan tinggi dimata urang nagari tapi kalau anak kemenakan sudah tidak menghormatinya lagi maka dengan sendirinya hilang pulalah kehormatan seorang datauak atau pangulu.


Pemberhentian seorang Datauak atau pangulu tidaklah harus menunggu satu priode masa jabatan karena tidak ada batasan masa jabatan seorang Pangulu atau datuak di Ranah Minang, kalau seorang datuak atau pangulu telah berbuat sumbang salah menurut adat dan agama maka gelar datauak atau pengulunya sudah bisa dilucuti atau diberhentikan jadi datauak atau pangulu dan menggantinya dengan yang lain “Kalau punco mararak ulu kalau pasak mambaok guyah kalau tungkek mambaok rabah mohon datuak baganjua suruik banyak nan lain kapangganti”


Batasan antara Datauk atau Pangulu dengan anak kemenakan yang dipimpinnya hanyalah sebatas kejujuran dalam mungkin dan patuik, oleh sebab itu maka seorang pangulu haruslah adil dan bijak sana dalam memimpin anak kemenakannya, “Jikoklah tagak dinan cupiang manampuah jalan baliku, bakato indak dinan bana, mahukum indak dinan adia mambagi bak kato surang disinan baju balipeknyo mamak diganti jonan lain”.


Kekuasaan Ninik mamak dalam adat Minang kabau hanyalah “tinggi sarantiang jumbo-jomboan sarangguik runtuah badaram, didahulukan cuman salangkah bajarak tungkai-tungkaian sahambua lompeklah tibo sadatiak wakatu nampak satitiak salah basuo baitu ukua jo jangko di dalam alam Minang Kabau”.


Namun demikian ditangan pangulu berhimpun kekuasaan yang besar dalam menjalankan tugas membimbing dan mengatur anak kemenakannya, ninik mamak mampunyai fungsi Eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan, fungsi Legislatif sebagai pembuat aturan dan funsi yudikatif sebagai pengambik keadilan, funsi ini dilakukan oleh ninik mamak yang disebut “uarang nan ampek jinih” (pangulu, malin, manti dan dubalang) yang mana pangulu sebagai koordinatornya.


Itulah sebabnya Pangulu dan urang nan ampek jinih disebut “Bak kayu gadang ditangah koto ureknyo tampek baselo batangnyo tampek basanda dahannyo tampek bagantuang daun rimbunnyo tampek bataduah, tampek bahimpun hambo rakyat, pai tampek batanyo pulang tampek babarito, sasek nan kamanyapo tadorong nan kamanyintak, tibo dikusuik kamanyalasai tibo dikaruah mampajaniah, mahukum adia bakato bana”


Pangulu dan ninik mamak adalah Ulil amri yang wajib ditaati dan dipatuhi karena dia adalah pemimpin yang dipilih oleh anak kemenakannya sendiri “Tutua sakapa digunuangkan kakok satitiak dilauikkan” dia dimulyakan dihormati dan dijaga martabatnya oleh anak kemenakannya karena Pangulu di Minang Kabau adalah lambang kebesaran suatu suku atau kaum yang wajib dijaga dan dimulyakan.


Namun Pangulu dan ninik mamak bukanlah seperti raja-raja yang harus disembah dan dipuja setinggi langit dan dia tidak boleh dikultuskan seperti dewa-dewa bangsa lain, di Minang Kabau tidak ada istilah bangsawan walaupun dia seoerang datuk apalagi hanya keturunan datuk, di Minang Kabau semua derajat manusia sama tidak ada bedanya, pemimpin adat hanyalah ditinggikan seranting didahulukan selangkah dan dituakan dalam kaum.


Dalam Pakaian Pangulu mulai dari Salauk (Tutup kepala) baju, salempang, celana, keris, ikat pinggang dan sandal semuanya mempunyai arti dan makna yang sangat luas untuk dipahami oleh seorang yang bergelar Datuak atau pengulu.


Tatanan masyarakat Mianag kabau memakai palsapaf “Kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo kapangulu, pangulu barajo kamufakat, mufakat barajo kanan bana, bana badiri sandirinyo, itulah inyo hokum Allah”.


Terima kasih

Drs. H. Afrijon Ponggok

Katik Basa Batuah

Nasehat Mamak

 NASEHAT MAMAK 

BILO JADI SUMANDO URANG ..


       Asslamualaikum Wr,wb...


Manuruik urang candikio

Nan bapadang laweh jo aka

Balubuak dalam jo budi 

Adopun sumando tabagi ampek macam ..

Nan ciek nan kadipakai 

Nan tigo buang jauah jauah ..

Manolah macam nan ampek 


NAN PARTAMO,,SUMANDO KACANG MIANG .

NAN DIKATOKAN SUMANDO KACANG MIANG .


Manyeso dirumah gadang 

Manggata kayu pabisan 

Banang tarantang di putuih nyo 

Nan kusuik di enjo-enjo juo 

Aia taganang di rancah nyo 

Nan karuah di kundak kundak ..


Awak sakandang indak sabaun 

Jo mintuo indak barelok 

Jo pambayan ba musuah batin 

Mamak rumah di upek juo .pantang kan bana 

Nan baitu ,cilako sumando tu namo nyo ..


NAN KADUO ,SUMANDO LANGAU IJAU 

BAA SUMANDO LANGAU IJAU ..


Tabang ilia inggok di mudiak 

Disiko batabangan disinan talua manateh 

Satu nampak saik nan baru awak maraok 

Kasubalah.itu sumando rembang mato 

Gilo kawin gilo ba bini ,bajando satiok liku 

Anak baserak bilang kampuang 

Jauah kan parangai langau ijau yuaang ..

Tacacek sipaik nan bak itu .


NAN KATIGO ,,SUMANDO LAPIAK BURUAK 

CALIAK LAH NASIB LAPIAK BURUAK 


Takirai pasa biaso talangkah indak mambaa

Masak lanyau kiliran kaki 

Namun inyo di lantai juo 

Arati nyo gilo maulik anak bini 

Bak ayam tajaik jangkie 

Manjadi kutu rumah gadang 

Dunsanak indak tasilau 

Kamanakan haram tabimbiang 

Urang kampuang di bao lengah 


Pendek nyooo...

Baparam sajo dalam biliak 

Hiduik manompang ka pusako 

Paisok mintak kabini 

Anak batambah banyak juo,

Usah di tiru nan bak kian yuang runtuah bana martabat awak ..


NAN KA AMPEK 

                SUMANDO NINIAK MAMAK 

ADO PUN SUMANDO NINIAK MAMAK 


Kalawan urang baiyo kusuik sato manyalasai 

Tibo di karuah mampajaniah 

Kato sapatah bama'anah 


Bak lampu di tangah rumah 

Mancahayo lape kahilaman 

Bendang nyo sampai kasubarang 

Tarang lah korong dengan kampuang .


MAKO PANDAI"LAH JADI SUMANDO ..

(Rudi Caniago) ..........

Pitaruah Mamak

 (PITARUAH MAMAK)


Lah tampak kambang bungo ditaman

Bungo kajadi incaran kumbang

dangalah amak kini kabapasan

pasan kagadih baru batunang


Santano mamak baciloteh

Katukuak tambah ajaran bundo

Samantang ayah lah dulu kameh

Mamak tingga pancukuik sajo


Tak kakurang raso pitaruah ayah

Lah jimek ibu ma ajari

Bialah dimamak kaganti garah

Manuruk kulikat kamaso kini


Mamak indak urang sakola

Mangaji hanyo pandai saketek

Samantang upiak alah sarjana

Pitaruah mamak taruihlah ingek


Lah banyak patitah jo patitiah

Kamanakan tingga mambali paket

Bialah ilimu banyak balabiah

Pado kudian keluarga nan maleset


Lah bana pitaruah lamo

Satantang hiduik barumah tanggo

Indak kalakang dimakan maso

Itulah inti ajaran ugamo


Tak kamungkin mamak mambilang

Kama etoang ciek demi ciek

Lah nyato awak urang minang

Pandai lah mambaco nan tasirek


Pandai mancaliak sakuliliang

Dima sajo kito barado

Walau dahulu sakola santiang

Balain tibo dirumah tanggo


Usah babana bana surang

Samantang awak urang sakola

Satiok karajo dulu lah timbang

Kanalah awak barumah tangga


Dunia usah dituruik bana

Sagalo ditiru apo nan tampak

Usah mancandu didunia maya

Kana karajo kok baleak


Sasakali buliah diliek

Jan awak katingga bana

Sambia maunjua malapeh panek

Disilaw malah dunia maya


Ciek nan paralu kanakan kana

Sado nan tampak diliek mato

Usah lasuah jadi tapana

Raso managia awak kok punyo


Ulah mancaliak talampau tinggi

Ulah maengoang talampau jauah

Setek setek kadibali

Lupo ka anak nan bakasuah


Hiduik mewah usah dikaja

Sado nan rancak usah kacingin

Tau diapo nan manggoda

Pandai mamilah didalam batin


Pandai pandai mambao diri

Caliak caliak kok bagarah

Sopan santun kabakeh laki

Nak sanang hatinyo diam dirumah


Usah tabaliak kok bacalak

Usah kaliru kok badandan

Dirumah nan paralu rancak

Bukan katiko pai kapakan


Nyato laki urang lia

Acok manampuah galanggang rami

Dilua banyak tampak manggoda

Lupo dirumah dinanti binyi


Ulah pandangan tak barubah

Nan dipakai kamari kede

Kok kalua sabana antah

Baun labiah pado abege


Babaun asok baju bapakai

Kok kalalok kaitu juo

Bukan laki anggan manjujai

Nyo lah dulu patah salero


Banyak nan paralu kamamak baco

Palajaran hiduik barumah tanggo

Kini cukuik sagitu sajo

Dilain wakatu katukuaknyo

(Rudi Caniago)

Rasulullah

 Bissmillahirohmanirohim Assalamu'alaikum Waromatullahi Wabarakaatuh Allhmdulillah Ya Allah Ya Robby Ya Rohman Ya Rohim Ya Karim.....😘...